Fakta Ihwal Framing, Cara Media Manipulasi Informasi Berita
MEDIA Framing belakangan ini jadi bahasan dan perdebatan hangat khususnya mengenai isu politik dan sosial. Framing secara harfiah berarti Pembingkaian, diambil dari kata Frame atau Bingkai.
Harus diakui bahwa teknik framing memang bab dari taktik jurnalistik dan komunikasi media.
Tujuan dari framing tidak lain hanya membingkai informasi suatu kejadian agar menjadikan kesan atau makna hingga wacana yang diambil oleh publik.
Selain itu teknik framing bagaimana cara pandang yang sering diterapkan oleh media atau wartawan ketika memilih-memilah isu dan mengembangkan berita.
Framing itu soal bagaimana seorang wartawan mempublikasikan demam isu dari sudut pandang sendiri, misal ada aspek yang ditonjolkan maupun fakta yang dihilangkan.

Framing di Media
Singkatnya, framing yaitu susunan informasi mengenai kejadian dengan maksud membentuk persepsi dan atau menggiring opini publik perihal kejadian kejadian tersebut.Hanya saja informasi yang disajikan merupakan hasil pilihan dari suatu kejadian yang masih berdasarkan fakta dan dipublikasikan khususnya cuma yang paling penting atau menarik aliran pembaca.Tidak ada unsur bohong dari taktik Framing dalam dunia jurnalistik dan komunikasi, namun tetap mencoba memutarbalikkan fakta dengan cara yang lebih elegan berupa pemilihan informasi, menonjolkan aspek yang dianggap penting, menentukan gambar dan kata-kata hingga mengurangi informasi yang harusnya dipublikasikan.
Tujuan dari framing tidak lain hanya membingkai informasi suatu kejadian agar menjadikan kesan atau makna hingga wacana yang diambil oleh publik.
Selain itu teknik framing bagaimana cara pandang yang sering diterapkan oleh media atau wartawan ketika memilih-memilah isu dan mengembangkan berita.
Framing itu soal bagaimana seorang wartawan mempublikasikan demam isu dari sudut pandang sendiri, misal ada aspek yang ditonjolkan maupun fakta yang dihilangkan.
Contoh Berita Framing
Ambil dari stasiun televisi Metro TV, ketika menciptakan informasi perihal Aksi 212 dengan cara yang berbeda ketika mereka bikin informasi soal Aksi 412.
Metro TV tidak gencar menyorot Aksi 212 dan justru kebalikannya mereka begitu berkobar ketika meliput Aksi 412 bahkan nyaris tanpa jeda iklan.
Ini ada kaitannya dengan kebijakan media atau redaksi, problem perihal kejadian yang mana saja yang harus diberitakan dan dihentikan dipublikasi, istilah ini sering disebut Editorial Policy.
Editorial Policy itu berkaitan dengan ideologi dan kepentingan petinggi atau pemilik perusahaan media yang bersangkutan. Katakanlah sang Big Boss yang mengatur bagaimana arah pemberitaaan serta jadwal dari media yang dikuasai.
Jika dilihat dari konteks akademis, hal ini kerap disebut dengan analisis framing.
Apa itu Analisis Framing? Analisa pendekatan untuk melihat bagaimana sih sebuah realita dan kejadian bakal dibuatkan konstruksi oleh media tersebut dengan cara menentukan isu yang bakal gencar diberitakan serta mengabaikan yang berdasarkan mereka tidak menarik atau tak menguntungkan.
Faktanya sudah banyak atau hampir semua media online, cetak, televisi ketika ini pernah atau sering melaksanakan yang namanya framing.
Membedakan ke-arah mana framing yang dilakukan sebuah media juga sudah semakin mudah.
Membelokkan informasi perihal suatu kejadian secara elegan dan halus, menciptakan aspek tertentu uuntuk diberitakan dengan gencar itu bab dari metode penerapan framing oleh media masa kini.
Meski dalam persepsi dan hasil informasi yang berbeda, framing pada media biasanya tetap berdasarkan realitas.
Framing secara definisi sebagai proses membentuk titik fokus pada pesan yang gencar dipublikasikan dalam suatu kejadian dan itu biasanya dilakukan lebih daripada aspek lain yang bertujuan agar publik terus terfokuskan pada inti dari informasi yang di-framing-in.
Post a Comment for "Fakta Ihwal Framing, Cara Media Manipulasi Informasi Berita"